SINTANG, KR – Memasuki tahun ajaran baru, dunia pendidikan di Kabupaten Sintang mulai menerapkan pendekatan pembelajaran yang lebih mendalam atau deep learning.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sintang, Yustinus J mengatakan bahwa meskipun kurikulum secara substansi tidak banyak berubah, pendekatan dalam proses pembelajaran perlu mengalami penyesuaian.
“Kalau dulu kita kenal dengan Kurikulum Merdeka, sekarang pendekatannya lebih diarahkan ke deep learning. Sebenarnya, teman-teman di satuan pendidikan sudah melakukan hal itu. Jadi, isinya tetap sama, hanya ditekankan pada pembelajaran yang lebih mendalam,” ucap Yustinus.
Ia menjelaskan bahwa konsep deep learning ini bertujuan menciptakan proses pembelajaran yang sadar, bermakna, dan menggembirakan.
Hal ini, kata dia menuntut guru untuk menghadirkan suasana belajar yang menyenangkan dan mampu membangkitkan semangat serta motivasi siswa.
“Deep learning itu maksudnya mendalam, sadar, bermakna, dan bergembira. Jadi bagaimana para guru bisa mendekati siswa dengan cara yang lebih menyenangkan, lebih memberi semangat,” ungkapnya.
Ia mengungkapka meskipun perubahan ini tidak signifikan secara kurikulum, keberhasilan penerapan pembelajaran mendalam sangat tergantung pada kesiapan para pendidik untuk berubah dan beradaptasi.
“Saya dari awal selalu mengajak guru-guru untuk berubah. Kalau kita tidak mengubah diri kita, maka perubahan apapun tidak akan berhasil. Kita tidak akan bisa berkembang,” tegasnya.
Ia juga menyinggung kondisi pendidikan di Kabupaten Sintang yang masih perlu diperkuat dari berbagai sisi.
Oleh karena itu, penguatan komunitas dan organisasi profesi pendidikan seperti MKKS, K3S, MGMP, Komunitas Belajar, hingga MKKG dinilai penting untuk mendukung perkembangan tersebut.
“Kalau semua wadah itu diperkuat, maka informasi tentang penyelenggaraan pendidikan bisa dibahas bersama, didiskusikan di kelompok belajar. Dengan begitu, guru-guru akan semakin kaya pengetahuan dan keterampilan,” pungkasnya.












